Kamis, 30 April 2009

Kesalahan nya, Bukan orang nya..Part II


Menunjukan kesalahan seseorang terkadang bias dengan menunjuk siapa yg melakukan kesalahan nya. Namun..justru itu yang sering terjadi

Seorang teman saya bercerita tentang melatih kucingnya.” Ketika ia buang air besar di atas karpet”, Katanya “ saya ingin menyodokkan hidungnya kekotorannya itu,memukul pantatnya dengan surat kabar, dan melemparnya ke halaman belakang lewat jendela dapur”. Bagaimana menurut Anda ?


Saya sedikit tertawa karena saya tau apa yang akan terjadi. Setelah beberapa hari diperlakukan seperti itu, sang kucing akan buang air lagi di atas lantai dan akan langsung melompat ke luar jendela! Itulah kebingungan yang akan Anda dapatkan jika Anda gunakan hukuman pada seseorang yang sedang belajar, yang kurang percaya diri atau mungkin belum jelas tentang apa yang Anda inginkan darinya. Saya sarankan Anda berikan pengarahan ulang.

Jika seseorang yang sedang belajar, membuat kekeliruan, pastikanlah agar dia segera tau bahwa perilaku nya tidak benar. Salahkanlah diri sendiri dengan mengatakan, „ Maaf ya, aku kurang jelas sekali „. Lalu dengan sabar barikanlah pengarahan ulang dengan mengulas kembali tugas yang Anda berikan kepadanya. Jika mungkin, perlihatkanlah caranya. Amatilah perilaku barunya dengan harapan mendapati dia ketika sedang melakukan sesuatu yang mendakati benar, dan pujilah kemajuanya
Ingat...tunjukan apa dan mana yang salah, bukan menunjuk orang nya

Mana yang sering Anda lakukan..segeralah berubah..

Sampai bertemu di puncak sukses


Konsistensi Seorang Pemimpin


KOnsistensi bukanlah berarti selalu berperilaku sama.Konsistensi artinya berperilaku sama dalam keadaan yang sama. Saya percaya pentingnya memuji orang, namun saya juga tau bahwa jika Anda memuji mereka entah mereka berprestasi baik ataupun buruk, pesan yang Anda sampaikan justru tidak konsisten. Prestasi yang baik seharusnya selalu diperlakukan lain dengan prestasi buruk.


Banyak pemimpin yang keliru membiarkan suasana hatinya menentukan bagaimana responya terhadap orang – orang nya. Jika mereka sedang senang, mereka kemana – mana memuji – muji ornag – orang nya.Jika mereka sedang gundah, mereka ke mana – mana menyalahkan semua orang.

Jika Anda memberikan respon yang sama dalam keadaan yang sma terhadap orang – orang Anda, Anda beri mereka pemberian yang berharga – yaitu sifat dapat diramalkan. Dan itu bukanlkah konsistensi
Ada banyak cara untuk menginspirasikan prestasi yang baik, namun yang mempertahankan serta meningkatkan prestasi yang baik adalah merespons yang konsisten

Bagaimana respons Anda terhadap hal itu

Sampai Bertemu di puncak sukses



Kesempurnaan dan Kepemimpinan


Apa hubungan anatara kesempurnaan dalam kepemimpinan…
Mari kita lihat…

Para manajer seharusnya sadar bahwa prestasi yang baik, baik prestasi mereka maupun orang lain,dalam hal ini para bawahan mereka adalah suatu perjalanan. Bukannya suatu tujuan.Ini yang amat sangat penting untuk diingat.Karena kesuksesan adalah seperti sebuah kesempurnaan, yaitu suatu perjalanan yang tiada akhir.
Semua orang awalnya belajar dari kesalahan nya masing – masing sebelum benar – benar settle terhadap apa yang mesti mereka lakukan. Dibutuhkan waktu dan latihan untuk mencapai sasarang tertentu.


Umpama nya, para manajer yang mengikuti seminar pelatihan sering kali bersemangat dengan konsep baru yang mereka telah pelajari. Mereka kembali ke organisasi masing – masing dengan penuh semangat untuk menerapkan gagasan baru atau pendekatan baru.

Namun, jika orang tidak langsung menanggapinya seperti yang di harapkan, mereka sering kali berkecil hati dan akhirnya melupakan konsep tersebut, manganggap tidak efektif.

Bersikap keras terhadap diri sendiri itu tidak produktif. Janganlah harapkan kesempurnaan seketika. Walaupun mengkritik diri sendiri itu sehat, seharusnya tidak merusak diri. Adalah tidak adil bersikap keras terhadap diri sendiri ketika pertama kalinya Anda mencoba sesuatu yang baru. Adalah tidak adil juga mengharapkan standar yang tidak realistis seperti itu kepada orang lain. Kita tidaklah perlu melakukan segalanya persis benar untuk pertama kalinya


Rabu, 29 April 2009

Kesalahan nya, Bukan Orang nya


Bagaimakah respons yang terbaik jika salah seorang bawahan Anda membuat kekliruan ?

Pertama – tama, periksalah fakta – faktanya. Jika ia mengakui kekeliruan nya dan mengoreksinya, ya sudah. Jika tidak, saya sarankan “ Tegoran Satu Menit “ .


Katakanlah kepadanya, apa persisnya kekeliruan, dan bagaimana hal itu mempengaruhi tim Anda atau organisasi Anda. Berikut , ungkapkanlah perasaan Anda tentang hal itu ( “ Saya frustasi dan kecewa dengan apa yang sedang terjadi „ ). Berhentilah sejenak untuk membiarkan ungkapan /anda tertanam di benak nya lalu tegaskanlah kembali keyakinan Anda padanya.

Orang terkadang bertanya „ Untuk apa menegaskan kembali orang yang membuat Anda kecewa ?“ . Menegaskan kembali itu penting, kerana Anda pasti ingin dia merenungkan bagaimana caranya mengoreksi kekeliruan nya ketimbang betapa ia telah Anda tegor.

Anda kan ingin membuang perilakunya dan bukan orang nya bukan

Sampai bertemu di puncak sukses


Sabtu, 11 April 2009

Pemimpin dan Kebangkitan Rohani


Selalu semakin jelas untuk saya bahwa para pemimpin jaman sekarang harus mulai menjadi pemandu sorak, pendukung, dan pemberi dorongan. Ketimbang menjadi hakim, kritikus dan penilai.
Namun sayang, hampir tidak mungkin bagi orang untuk memainkan semua peran ini jika mereka tidak senang dengan diri mereka sendiri, meskipun secara realita tidak mereka sadari. Atau sebenarnya mereka sadari bahwa sebenarnya jika mereka mau merenung mereka juga tidak senang pada diri mereka sendiri. Terhadap segala hal yang mereka lakukan dan putuskan. Namun mereka tidak mau merubahnya, karena hal itu mereka anggap cara yang paling efektif untuk meraih tujuan mereka



Secara pribadi saya percaya bahwa cara paling cepat juga ampuh bagi individu untuk meningkatkan harga diri mereka dan menjadi orang yang lebih penuh kasih serta menerima adalah dengan mengalami “ kebangkitan rohani “.

Umpamanya, kita terima fakta bahwa kita memiliki kasih tanpa syarat dari Tuhan. Bahwa kita tidak mungkin cukup mencapai, cukup menjual, cukup membangun, atau cukup memiliki. Untuk mendapatkan lebih banyak kasih, kita sudah memiliki seluruh kasih yang ada. Jika kita mengetahui kebenaran ini, apakah kita kan menjadi pemandu sorak, pendukung, dan pemberi dorongan yang lebih baik bagi orang – orang kita ? Saya rasa demikian.

Namun hal itu terkadang tertutup oleh ego dan kebanggaan kita pribadi tentang apa yang pernah kita raih dalam satu waktu, dan tidak secara continue. Namun selalu itu dan itu saja yang dapat selalu kita tonjolkan dibanding kekurangan kita yang kita temui setiap hari.Namun tidak pernah ada pengakuan disana.
Meskipun bangga dengan prestasi Anda itu sehat dan dapat dibenarkan. Namun..apakah itu kebanggan sejati…?

Karena ada juga kebanggaan palsu yang merusak citra orang. Mereka pikir merekalah yang pantas mendapatkan segala kreditnya, bahwa merekalah sumber segala gagasan nya dan pekerjaan merekalah yang tepenting.Tidak ada yang lebih cepat membuat pemimpin menyimpang dari jalurnya ketimbang “ kepala besar “ serta kebanggaan palsu.

Harga diri adalah soal membagi kredit. Orang yang harus mendapatkan seluruh kreditnya dan bersikap seolah – olah hanya merekalah yang penting sebenarnya menutup – nutupi peresan “ aku tidak ada apa – apa nya “.

Umpamanya, besok Anda tersambar petir sehingga harga diri Anda naik 200 persen. Apakah sikap Anda akan berubah ? Tentu. Apakah Anda mau membagi kreditnya dengan orang lain ? Tentu. Apakah mereka akan berprestasi lebih baik karenanya ? Pasti lah.

Mari berharap tersambar petir ! Agar Anda rela membagi kebanggaan dengan bawahan Anda

Dan mari Anda dan saya menjadi makhluk rohaniah yang mengalami pengalaman manusiawi, agar kita bisa berbagi.
dan .
Siapkah Anda....
Sampai bertemu di puncak sukses


Delegasikan Kepemimpinan Anda


Pendelegasian kepemimpinan banyak sekali saya dapatkan Setelah beberapa kali saya hadiri Leadership Seminar yang diadakan oleh sebuah organisasi internasional.

Saya temukan bahwa banyak pemimpin yang bersemangat karena ilmu nya dan mulai menggunakan konsep – konsep yang mereka dapatkan kepada orang – orang mereka.Yang mereka lakukan adalah mulai membangun rencana kerja dan kerangka nya secara detil dan terperinci dengan panduan visi dan tujuan yang jelas. Pada dasarnya tahap awal yang mereka lakukan sudah tepat.


Yang menjadi masalah adalah mereka tidak memberitahukan kepada siapapun, termasuk tim dan organisasi yang mereka pimpin. Mereka tunjukan rencana dan agenda kerja menurut versi mereka dan memerintahkan segala jajaran dibawah mereka untuk mengerjakan nya. Sekali lagi, menurut cara mereka.
Akibatnya mereka menjadi bingung, sekalipun mereka menggunakan konsep tersebut dengan baik.

Umpamanya, katakanlah beberapa karyawan Anda ternyata peraih prestasi yang baik dan dapat diandalkan. Karena Anda hanya menunjukkan cara kerja menurut Anda saja yang benar, Anda terlalu mengawasi mereka. Hal ini akan di baca mereka sebagai Anda tidak mempercayai lagi mereka bahwa mereka mampu mengerjakan nya.
Katakanlah juga bahwa Anda mempunyai beberapa pemula yang sedang bersemangat dalam bekerja. namun menurut Anda mereka perlu di beri tau bagaimana mengerjakan beberapa hal dan mengapa.

Para peraih prestasi mungkin saja merasa kurang dihargai, sementara para pemula mungkin saja merasa Anda terlalu mencari – cari kesalahan mereka.

Jika Anda sampaikan strategi kepemimpinan Anda kepada orang – orang Anda, mereka bukan saja akan memahami maksud Anda melainkan juga dapat memberi Anda umpan balik yang justru akan membantu Anda. Para pemimpin bergaya hamba yang sejati menginginkan umpan balik, karena mereka ingin mengetahui apakah interaksi mereka dengan orang – orang mereka menjadi efektif, bukan nya mendikte mereka.

Bagaimana menurut Anda…

Gaya kepemimpinan mana yang Anda ingin lakukan…
Kepemimpinan terhadap orang lain…atau…
Kepemimpinan bersama orang lain

Sampai bertemu di puncak sukses



Memimpin Dengan Hati


Ukurlah seorang pemimpin dari hati nya, bukan dari kepalanya -- John C. Maxwell

Dilingkungan yang kompetitif seperti jaman sekarang ini, banyak sekali pemimpin yang tergoda untuk melupakan pertimbangan etika. Entah bagaimana, mereka berfikir dengan “ menghalalkan segala cara “ mereka akan menang.

Para pemimpin seperti ini membahayakan lebih banyak ketimbang yang mereka bayangkan akan dapatkan.


Pertama – tama , Anda sebagi pemimpin akan berisiko kehilangan kehormatan. Menurut para karyawan yang kami survey dan sering sharing dengan kami, ciri – ciri nomor satu yang mereka pentingkan dalam diri seorang pemimpin adalah integritas tentang apa yang sudah Anda utarakan untuk Anda jalankan sebagai seorang pemimpin

Anda juga berisiko kehilangan langganan dan orang – orang yang kompeten dan berkualitas dalam tim Anda.Anda bisa mendapatkan keuntungan cepat dengan memanfaatkan pelanggan serta orang – orang Anda menurut cara Anda yang Anda pandang paling benar di bandingkan dengan cara para bawahan Anda lakukan. Namun jangan lupa, lama kelamaan hilangnya kepercayaan bawahan terhadap anda takkan pernah bisa di pulihkan.

Ketiga, Anda berisiko kehilangan harga diri. Dan itu dapat dipastikan

Ya, haga diri ! itu harga mati dari resiko yang akan Anda terima jika Anda memimpin hanya dengan ukuran kepala dan logika Anda, hanya berprisip baik buruk dan benar salah saja, tidak memimpin dengan hati nurani Anda.
Bukankah menjumpai orang dengan hati nurani yang bersih membuat Anda nyaman dan memungkinkan Anda berkonsentrasi pada pekerjaan Anda.

Jika Anda jujur terhadap orang lain, mereka akan merasa dapat mempercayai Anda, sebaliknya pun sebaiknya kepercayaan Anda kepada siapa mereka yang berkerja dengan Anda , Anda tunjukan.
Dan ketika Anda berbaring di malam hari, hati nurani yang bersih menjadi bantal yang sangat empuk. Demikian juga untuk mereka yang Anda percayai

Apakah hati nurani yang bersih sudah Anda gunakan dalam kepemimpinan Anda……
sehingga di malam hari…itulah bantal terempuk yang mengantarkan Anda pada solusi di esok hari..

Hanya Anda yang tau….

Sampai bertemu di puncak sukses


Tindakan yang Diperlukan untuk Memimpin


Tindakan apa yang perlu Anda lakukan sebagai seorang pemimpin, Mungkin ini bisa menginspirasi Anda

Seorang Jendral yang mengomandani Batalion Pertama dari Infantri Keenam dalam sebuah perang yang maha dasyat dan melegenda, suatu Unit yang sebelumnya di kenal sebagai Batalion “ yang terburuk yang pernah ada dalam infantry Keenam “ . Namun kemudian ia diubah dengan kepemimpinan yang kuat.


Setelah ia tingkatkan batalion ini, mereka dipindahkan ke tempat yang oleh sang Jendral gambarkan sebagai “ tempat yang amat ganas mengerikan “ yang disebut sebagai Batangan Peninsula.Itu adalah daerah yang telah lebih dari tiga puluh tahun diperebutkan , penuh dengan ranjau dan perangkap dan lokasi dimana setiap minggu nya banyak jatuh korban karenanya.

Sang Jendral memanfaatkan situsi dengan yang buruk itu dengan sebaik – baiknya. Ia perkenalkan prosedur – prosedur uantuk sangat mengurangi jumlah korban yang jatuh, dan setiap kali seorang prajurit toh terkena ranjau, Sang Jendral langsung turun ke lapangan untuk memeriksanya, mengevakuasinya dengan helicopter pribadinya dan selalu berbicara kepada oaring – orang nya untuk membangkitkan semangat mereka.

Pada suatu kali seorang terkena ranjau, dan sang Jendral terbang ketempatnya tergeletak. Sementara helicopternya sedang mengevakuasi prajurit yang lain, ada lagi yang menginjak ranjau, sehingga kakinya terluka parah. Orang ini berguling – guling karena kesakitan. Ketika itulah semua orang sadar bahwa ranjau yang pertama itu ternyata bukanlah satu – satu nya. Sesungguhnya satu kompi tersebut sedang berdiri di tengah – tengah lading ranjau.

Sang Jendral amat sangat percaya bahwa orang itu pasti bisa selamat. Dan bahkan takkan kehilangan kakinya seperti yang sudah – jika orang tersebut tidak berguling – guling . Satu hal yang bisa di perbuat Sang Jendral , Ia harus segera mengejar orang itu dan melumpuhkan nya agar tidak berguling – guling.
Dalam boagrafinya , It Doesn’t Take a Hero ia menuliskan :

“ Sayapun melalui ladang ranjau tersebut, selangkah demi selangkah, sambil memandangi tanah, waspada terhadap gundukan yang mencurigakan. Lutut saya gemetar demikian hebatnya sehingga setiap kali saya melangkah, saya harus memegangi nya dengan kedua tangan saya sebelum saya melangkah lagi…Tampaknya seperti seribu tahun sebelum akhirnnya saya sampai kepada anak ini “

Sang Jendral berbobot 120 kg, yang pernah menjadi seorang pegulat dari pendidikan militernya. Lalu memiting orangnya itu dan menenangkannya. Hal itu menyelamatkan nyawa orang itu. Dan akhirnya, dengan bantuan sebuah tim insinyur , Sang Jendral dan orang – orang nya berhasil menyingkir dari ladang ranjau tersebut.

Suatu malam ketika dirumah sakit , tiga orang prajurit berkulit hitam menghentikan Sang Jendral - yang pada saat itu berpangkat Kolonel - di koridor dan berkata , “ Kolonel , kami lihat apa yang Anda perbuat di ladang ranjau tadi. Takkan pernah kami lupakan itu, dan akan kami pastikan semua saudara dalam battalion ini mengetahui apa yang
Anda perbuat, “ Hingga saat itu, belum terpikirkan oleh sang Jendral bahwa prajurit yang diselamatkan itu berkulit hitam.

Angkatan bersenjata dimana sang Jendral mengabdi telah memberi kuasa untuk memimpin. Dan pengetahuan serta ketrampilannya telah memberinya kemampuan untuk memimpin.Tetapi karakter dan keberanian nya yang diperlihatkan dalam keadaan paling sulitlah yang memberinya hak untuk memimpin


Bagaimana dan tindakan apa yang akan Anda ambil untuk menyelamatkan orang yang berharga untuk Karier dan Keluarga Anda


Sampai bertemu di puncak sukses


Memimpin, Berhak kah Anda


Berhakkah Anda menjadi seorang pemimpin

Apakah yang membuat seseorang mempunyai hak untuk memimpin ?
Yang pasti , hak untuk memimpin bukanlah diraih lewat pemilihan atau penunjukan. Mempunyai posisi, nama jabatan, pangkat, atau gelar tidaklah membuat siapapun memenuhi syarat dan berhak untuk memimpin sesamanya. Dan kemampuan itu juga tidak datang dengan sendirinya dari usia dan pengalaman.


Namun tidak tepat juga jika dikatakan bahwa tak seorangpun dapat diberikan hak untuk memimpin , karena hak untuk meminpin hanya dapat diupayakan . Dan itu membutuhkan waktu.

Kunci menjadi pemimpin yang efektif bukanlah focus pada bagaimana orang lain mengikuti Anda, melainkan justru menjadikan Anda sendiri type individu yang orang lain mau ikuti. Anda harus menjadi orang yang bisa dipercaya untuk mengantarkan mereka kemana mereka mau menuju,bukan nya “ memaksa “ kearah mana tujuan mereka berdasarkan kemauan Anda.

Apakah Anda benar - benar siap uantuk menjadi seorang pemimpin yang benar – efektif ?
Sementara Anda mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, mungkin beberapa ide ini bisa Anda gunakan sebagai panduan Anda untuk bertumbuh :

1.KANTONGI EGO ANDA
Pemimpin sejati bukanlah memegang posisi kepemimpinan demi kepentingan pribadinya. Justru sebaliknya, mereka memimpin untuk melayani sesama

2.TIDAK ADA PEMIMPIN YANG EFEKTIF TANPA PERNAH MENJADI SEORANG PENGIKUT
Jarang sekali pemimpin yang efektif tidak terlebih dahulu belajar menjadi pengikut yang baik.

3.HUBUNGAN YANG POSTIF YANG SELALU PERLU ANDA BANGUN
Kepemimpinan adalah pengaruh, tidak kurang tidak lebih. Artinya , yang menjadi soal adalah hubungan baik. Pemimpin generasi sekarang tampaknya sangat sadar akan hal ini sebab nama jabatan dan posisi demikian tak berarti bagi mereka. Secara naluriah mereka tahu bahwa orang mengikuti orang dengan siapa mereka akur.

4.DAHULUKAN DISIPLIN, BUKAN EMOSI
Kepemimpinan seringkali mudah di masa – masa baik saja.Justru ketika pada saat segalanya serasa menentang Andalah – pada saat Anda kehabisan enerji dan Anda serasa tidak mau lagi untuk memimpin .Justru di saat seperti itu Anda semakin kukuhkan posisi Anda sebagai pemimpin. Untuk berhasil dalam masa – masa itu , andalkanlah disiplin yang seperti batu karang, bukan nya emosi yang seperti Lumpur pasir

5.SASARAN ANDA ADALAH MEMBERIKAN NILAI TAMBAH
Jika Anda lihat pemimpin yang nama – namanya tetap dihormati lama setelah mereka tidak lagi memimpin. Anda temukan bahwa mereka adalah individu yang membantu sesama nya menjalani kehidupan yang lebih baik dan mencapai potensi mereka.Itulah panggilan tertinggi kepemimpinan sekaligus nilai nya.Bukan nya dengan intimidasi untuk menuju kepada tujuan Anda.

6.BAGI – BAGIKANLAH KEKUASAAN ANDA
Salah satu ironi kepemimpinan adalah bahwa Anda menjadi pemimpin yang lebih baik justru dengan membagi-bagikan kekuasaan yang Anda punyai, bukan nya menyimpannya sendiri dan selalu menerapkan segala sesuatu dengan cara Anda. Sekalipun Anda bagi- bagikan tugasnya.Hendaknya Anda ibarat sungai, bukannya tanggul cadangan. Jika Anda gunakan kekuasaan Anda untuk memberdayakan sesama, kepemimpinan Anda akan jauh melampaui yang Anda pahami.


Sekali lagi, perlu Anda ingat bahwa ,dibutuhkan waktu untuk layak mempunyai pengikut.Bukan nya karena keadaan yang menjadikan Anda pemimpin yang efektif dan baik.

Kepemimpinan bukanlah dikuasai atau diperoleh dalam waktu singkat.Karena pemimpin yang efektif..butuh jam terbang.


Berapa banyak jam terbang Anda…
Sampai bertemu di puncak sukses


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution